Equity World | Hari yang Tak Biasa, Harga Emas dan Dolar Melemah Bersamaan
Equity World | Harga emas melandai pada pagi hari ini. Sang logam mulai bahkan tidak kuat untuk menanjak di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah AS. Padahal, emas biasanya bergerak berlawanan dengan dolar. Sepanjang tahun ini, emas akan langsung menguat begitu dolar AS melemah dan sebaliknya.
Equity World | IHSG Terkoreksi 0,10% di Sesi Pertama Saat Bursa Asia di Zona Hijau
Pada perdagangan Rabu (26/10/2022) pukul 06: 20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.651,27 per troy ons. Harga emas melandai tipis 0,08%.
Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan pada hari sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (25/10/2022), emas menguat 0,24% ke posisi US$ 1.651,27 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas sudah menanjak 1,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas menguat 1,8% sementara dalam setahun anjlok 7,9%.
Merujuk data Refinitiv, indeks dolar ditutup pada posisi 110,94 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 4 Oktober atau dua pekan terakhir. Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun juga melandai 4,11%, posisi terendahnya sejak 18 Oktober lalu.
Analis Commerzbank mengatakan pelemahan emas di tengah terperosoknya dolar AS disebabkan oleh masih tingginya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). The Fed diperkirakan akan mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) pada awal November mendatang.
Seperti diketahui, kenaikan suku bunga acuan The Fed akan melambungkan dolar AS. Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang masih tinggi maka harapan melambungnya dolar AS dalam waktu dekat pun sangat kencang. Kondisi ini tidak baik bagi emas karena dolar AS yang menguat akan membuat harga emas makin mahal sehingga tidak menarik.
"Investor masih neggan membeli emas karena kencangnya spekulasi akan jatuhnya harga emas ke depan. Headwind untuk pergerakan emas masih kencang," tutur analis Commerzbank, kepada Reuters
Analis RJO Futures, Bob Haberkorn, menjelaskan dolar AS memang melemah. Namun, pelaku pasar emas masih belum yakin dengan pergerakan emas ke depan.
"Jika The Fed menaikkan suku bunga kurang dari 75 bps. Ini akan menjadi sinyal pelonggaran ke depan. Barulah harga emas akan naik karena pelaku pasar emas menunggu sesuatu yang lebih nyata," tutur Haberkorn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar