Senin, 31 Oktober 2022

[New post] Equity World | Bursa Asia Beragam Selasa (1/11) Pagi, Menanti Rilis RBA dan Data Manufaktur China

Equity World | RI Diramal Kebal Resesi, IHSG Jadi Juara di Asia

Equity World | RI Diramal Kebal Resesi, IHSG Jadi Juara di Asia

Equity World | Jatuhnya pasar keuangan global akibat isu resesi tak serta merta membuat pasar saham Tanah Air ikut anjlok.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini. Secara year to date, IHSG masih memberikan return 7,86%.

Kinerja tersebut mampu membawa IHSG keluar sebagai jawara pasar saham terbaik di kawasan Asia Pasifik dan menduduki peringkat ke-5 dunia.

Ketika negara-negara besar seperti AS, Eropa, Inggris dan China harus diterpa isu resesi. Outlook atau prospek ekonomi Indonesia masih cerah untuk tahun 2023.

Banyak pihak yang menilai Indonesia lebih kuat dalam menghadapi krisis saat ini. Berbagai lembaga keuangan global juga masih memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia tetap bisa 5% di tahun depan.

Bahkan survei Bloomberg menyebutkan bahwa peluang terjadinya resesi di Indonesia sangat kecil yaitu hanya 3%.

Hal ini berbanding terbalik dengan beberapa negara Asia lainnya, sebut saja seperti Sri Lanka yang diperkirakan mengalami resesi dengan peluang mencapai 85%.

Selain Sri Lanka, negara seperti Korea Selatan dan Jepang juga diperkirakan memiliki peluang jatuh ke dalam jurang resesi sebesar 25%.

Kemudian China, Hong Kong dan Taiwan juga diproyeksi memiliki peluang resesi sebesar 20%. Di kawasan Asia Tenggara, peluang resesi Indonesia juga terbilang paling rendah.

Untuk diketahui, survei Bloomberg menyebutkan negara tetangga RI seperti Malaysia dan Vietnam memiliki probabilitas resesi sebesar 10%.

Negara                  Kemungkinan Resesi

Sri Lanka 85%
Selandia Baru 33%
Korea Selatan 25%
Jepang 25%
China 20%
Hong Kong 20%
Australia 20%
Taiwan 20%
Pakistan 13%
Malaysia 10%
Vietnam 10%
Thailand 8%
Filipina 3%
Indonesia 3%
India 0%

Jika dibandingkan dengan Thailand dengan probabilitas resesi mencapai 8%, kondisi Indonesia masih lebih baik.

Ini juga bisa menjadi salah satu katalis mengapa kinerja indeks saham domestik sukses selamat dari gempuran koreksi dan saham-saham Indonesia menjadi buruan investor asing hingga ada inflow jumbo senilai Rp 64 triliun sepanjang 2022.


Minggu, 30 Oktober 2022

[New post] Equity World | Ada The Fed Pekan Ini, Harga Emas Bakal Anjlok Lagi?

Equity World | Pasar Asia Pasifik Naik Jelang Data Aktivitas Pabrik Tiongkok

Equity World | Pasar Asia Pasifik Naik Jelang Data Aktivitas Pabrik Tiongkok

Equity World | Saham di Asia Pasifik naik pada pembukaan perdagangan Senin (31/10) menjelang rilis data aktivitas pabrik Tiongkok yang dijadwalkan akan dirilis. Sementara itu, pasar menantikan pertemuan Federal Reserve atau Fed Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini.

Pada perdagangan hari terakhir di Amerika Serikat (AS), indeks saham utama masing-masing melonjak 2% karena optimisme bahwa inflasi mungkin melambat.

Nikkei 225 naik 1,32% di awal perdagangan, dan Topix naik sekitar 1%. Kospi . Korea Selatan menambahkan 0,59% dan Kosdaq 0,83% lebih tinggi.

Di Australia, S&P/ ASX 200 juga ditambah 1%. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3%

Biro Statistik Nasional Tiongkok diperkirakan akan merilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) hari ini. Sementara itu, analis memperkirakan angka 50 menurut jajak pendapat Reuters.

Akhir pekan ini, Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dan mengumumkan keputusan suku bunganya. Beberapa negara juga akan melaporkan data inflasi minggu ini.

Aktivitas manufaktur Tiongkok untuk Oktober 2022 diperkirakan tidak akan berubah dari bulan sebelumnya, mendatar menurut hasil jajak pendapat Reuters. Angka tersebut diperkirakan akan mencapai 50, titik yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Cetakan PMI membandingkan aktivitas dari bulan ke bulan.

Pada September 2022, ekonomi menambah pembacaan PMI 50,1.

Trader Mencari Tanda Perlambatan dari Fed

Wall Street akan mengamati pernyataan The Fed dengan cermat minggu ini, untuk tanda-tanda bahwa bank sentral AS itu akan mengurangi laju kenaikan suku bunganya.

Menurut alat CME FedWatch, para trader percaya ada kemungkinan 80% bahwa Fed menaikkan suku tiga perempat poin pada Rabu (2/11).

Itu akan membawa kisaran target bank sentral menjadi 3,75% hingga 4%.

Di luar itu, bagaimanapun, pasar terlihat lebih tidak pasti. Hanya ada kemungkinan 44% dari kenaikan lain sebesar itu pada Desember 2022.

Kamis, 27 Oktober 2022

[New post] Equity World | Saham Asia-Pasifik Jumat (28/10) Pagi Anjlok Jelang Pengumuman BOJ

Equity World | Emas "Tak Happy" Amerika Serikat Keluar dari Resesi!

Equity World | Emas "Tak Happy" Amerika Serikat Keluar dari Resesi!

Equity World | Harga emas melandai setelah keluarnya pengumuman pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal III-2022. Pada kuartal tersebut, ekonomi AS justru menunjukkan perbaikan di atas ekspektasi pasar.

Membaiknya pertumbuhan AS pada kuartal III-2022 bisa membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melanjutkan kebijakan agresif mereka sehingga harga emas pun tertekan.

Pada perdagangan Jumat (28/10/2022) pukul 06:17 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.662,29 per troy ons. Harga emas melandai 0,04%. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas.

Pada perdagangan hari sebelumnya, Kamis (27/10/2022), emas melandai 0,09% ke posisi US$ 1.662,94 per troy ons. Padahal, kinerja emas sangat impresif pada Selasa-Rabu oekan ini dengan menguat nyaris 1%.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat tipis 0,34% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas menanjak 0,17% sementara dalam setahun anjlok 7,6%.

Seperti diketahui, ekonomi AS pada kuartal III-2022 tumbuh 2,6% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq). Dengan PDB yang tumbuh di kuartal III-2022, artinya Amerika Serikat lepas dari resesi. Tetapi, hal ini tidak serta merta disambut baik oleh para pelaku pasar. Sebab, dengan PDB yang tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi Wall Street 2,3%, ada kemungkinan bank sentral AS (The Fed) akan terus agresif menaikkan suku bunga.

Ekonomi AS secara teknikal masuk resesi setelah terkontraksi sebesar 0,6% (qtq) pada kuartal II-2022 dan terkontraksi 1,6% pada kuartal I-2022.

Secara tahunan (year on year), ekonomi AS tumbuh 1,8% pada kuartal III-2022, stagnan dibandingkan pada kuartal II-2022.

Bart Melek, analis dari TD Securities, mengatakan pertumbuhan ekonomi AS yang membaik pada kuartal III-2022 menghapus keyakinan pelaku pasar jikaThe Fed akan segara mengerem kebijakan agresifnya mereka. Pertumbuhan yang tinggi pada kuartal III juga menjadi sinyal jika inflasi Negara Paman Sam segera mereda.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih kencang, The Fed diproyeksi belum akan mengendurkan kebijakan agresifnya. Kenaikan suku bunga acuan akan melambungkan dolar AS sehingga membuat emas semakin mahal dan kurang menarik.

"Mungkin terlalu dini untuk berbicara mengenai berhentinya kenaikan suku bunga. Saya tidak berpikir aka nada pivot kebijakan karena inflasi masih akan menjadi persoalan hingga tahun depan," tutur Melek, kepada Reuters.

Dalam sepekan terakhir, ekspektasi adanya pivot kebijakan The Fed meningkat.

Pivot merujuk pada kebijakan yang berbalik arah dengan cepat dari kebijakan ketat ke pelonggaran kebijakan atau sebaliknya dari kebijakan longgar ke kebijakan ketat. Kondisi ini terjadi jika kondisi ekonomi berubah secara drastis sehingga The Fed tidak bisa melanjutkan stance kebijakan sebelumnya.

Pelaku pasar berekspektasi akan ada pivot kebijakan karena terbelahnya pejabat The Fed dalam menentukan suku bunga acuan ke depan. Sebagian dari pejabat The Fed menginginkan pelonggaran kebijakan moneter untuk membantu pertumbuhan ekonomi AS.

"Pertumbuhan ekonomi AS membaik. Pembicaraan mengenai pivot kebijakan ini masih prematur untuk dibicarakan. The Fed diproyeksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada November dan Desember," tutur analis StoneX Rhona O'Connell said, kepada Reuters.

Rabu, 26 Oktober 2022

[New post] Equity World | Wall Street Koreksi karena Laporan Perusahaan Teknologi Mengecewakan