Equity World | Emas "Tak Happy" Amerika Serikat Keluar dari Resesi!
Equity World | Harga emas melandai setelah keluarnya pengumuman pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal III-2022. Pada kuartal tersebut, ekonomi AS justru menunjukkan perbaikan di atas ekspektasi pasar.
Membaiknya pertumbuhan AS pada kuartal III-2022 bisa membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melanjutkan kebijakan agresif mereka sehingga harga emas pun tertekan.
Pada perdagangan Jumat (28/10/2022) pukul 06:17 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.662,29 per troy ons. Harga emas melandai 0,04%. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas.
Pada perdagangan hari sebelumnya, Kamis (27/10/2022), emas melandai 0,09% ke posisi US$ 1.662,94 per troy ons. Padahal, kinerja emas sangat impresif pada Selasa-Rabu oekan ini dengan menguat nyaris 1%.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat tipis 0,34% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas menanjak 0,17% sementara dalam setahun anjlok 7,6%.
Seperti diketahui, ekonomi AS pada kuartal III-2022 tumbuh 2,6% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq). Dengan PDB yang tumbuh di kuartal III-2022, artinya Amerika Serikat lepas dari resesi. Tetapi, hal ini tidak serta merta disambut baik oleh para pelaku pasar. Sebab, dengan PDB yang tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi Wall Street 2,3%, ada kemungkinan bank sentral AS (The Fed) akan terus agresif menaikkan suku bunga.
Ekonomi AS secara teknikal masuk resesi setelah terkontraksi sebesar 0,6% (qtq) pada kuartal II-2022 dan terkontraksi 1,6% pada kuartal I-2022.
Secara tahunan (year on year), ekonomi AS tumbuh 1,8% pada kuartal III-2022, stagnan dibandingkan pada kuartal II-2022.
Bart Melek, analis dari TD Securities, mengatakan pertumbuhan ekonomi AS yang membaik pada kuartal III-2022 menghapus keyakinan pelaku pasar jikaThe Fed akan segara mengerem kebijakan agresifnya mereka. Pertumbuhan yang tinggi pada kuartal III juga menjadi sinyal jika inflasi Negara Paman Sam segera mereda.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih kencang, The Fed diproyeksi belum akan mengendurkan kebijakan agresifnya. Kenaikan suku bunga acuan akan melambungkan dolar AS sehingga membuat emas semakin mahal dan kurang menarik.
"Mungkin terlalu dini untuk berbicara mengenai berhentinya kenaikan suku bunga. Saya tidak berpikir aka nada pivot kebijakan karena inflasi masih akan menjadi persoalan hingga tahun depan," tutur Melek, kepada Reuters.
Dalam sepekan terakhir, ekspektasi adanya pivot kebijakan The Fed meningkat.
Pivot merujuk pada kebijakan yang berbalik arah dengan cepat dari kebijakan ketat ke pelonggaran kebijakan atau sebaliknya dari kebijakan longgar ke kebijakan ketat. Kondisi ini terjadi jika kondisi ekonomi berubah secara drastis sehingga The Fed tidak bisa melanjutkan stance kebijakan sebelumnya.
Pelaku pasar berekspektasi akan ada pivot kebijakan karena terbelahnya pejabat The Fed dalam menentukan suku bunga acuan ke depan. Sebagian dari pejabat The Fed menginginkan pelonggaran kebijakan moneter untuk membantu pertumbuhan ekonomi AS.
"Pertumbuhan ekonomi AS membaik. Pembicaraan mengenai pivot kebijakan ini masih prematur untuk dibicarakan. The Fed diproyeksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada November dan Desember," tutur analis StoneX Rhona O'Connell said, kepada Reuters.
PT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. Perusahaan telah berkembang pesat seiring meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di produk-produk finansial.
Kamis, 27 Oktober 2022
Equity World | Emas "Tak Happy" Amerika Serikat Keluar dari Resesi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar