Equity World | IHSG Berpeluang Melesat 10% Saat Resesi Dunia di Depan Mata!
Equity World | Untuk dapat memproyeksikan performa IHSG di tahun 2023 tentunya tak lepas dari bagaimana tingkat pertumbuhan ekonomi makro Indonesia serta proyeksi perkembangan ekonomi global yang secara tidak langsung memiliki efek domino terhadap pasar saham Indonesia.
Equity World | Mengawali Tahun 2023, Bursa Asia Dibuka Turun
Ekonomi suatu negara yang resilien dan mampu terus mencatatkan pertumbuhan dapat meyakinkan investor domestik maupun asing untuk memasukkan dananya di risk asset seperti pasar saham tak terkecuali di Indonesia.
Lebih lanjut, peran ekonomi Indonesia yang resilien dan masih bertumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi telah terbukti dapat mendorong kinerja IHSG pada tahun 2022 yang ditutup di zona hijau dengan kenaikan 2,78% jauh lebih baik jika dibandingkan dengan indeks saham Asia lainnya yang tercatat anjlok seperti Shanghai Composite Index (SSEC) di China -14,95%, Nikkei 225 Index (NI225) di Jepang -10,95%, dan Hang Seng Index (HIS) di Hong Kong -15,01%.
Lalu bagaimana performa IHSG selanjutnya di tahun 2023?
Perkembangan inflasi, pengetatan yang dilakukan bank sentral untuk kebijakan moneter, nilai mata uang, dan pembukaan kembali ekonomi China pasca kebijakan zero Covid-19 menjadi beberapa faktor yang menentukan ekonomi dan pasar saham Indonesia di tahun 2023.
Lantas mengenai perekonomian Indonesia, pada 2023 ini pemerintah mencanangkan ekonomi nasional dapat tumbuh sekitar 5,3% atau sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi berbagai institusi keuangan internasional antara 4,7% dan 5,1%.
Pada 2022, ekonomi Indonesia di kuartal pertama tumbuh 5,01%, kuartal dua 5,44% dan kuartal tiga 5,72%. Jika ekonomi Indonesia tumbuh 5,6% di kuartal empat, maka secara rata-rata ekonomi Indonesia tahun 2022 akan tumbuh di kisaran antara 5,4% dan 5,6%.
Mengacu kepada proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 maka IHSG masih berpotensi menguat sebanyak 5,3% dikalikan 2,5 (banking investment beta) dikalikan EPS IHSG 2022 (earnings per index) di kisaran 465 ditambah 465, yang hasilnya adalah 527.
Jika menggunakan angka median rata-rata tertinggi PER IHSG pada 14,1 kali, maka potensi IHSG tertinggi adalah 14,1 dikali 527 dan target price IHSG adalah 7.403 dan jika menggunakan rata-rata PER terendah pada 13,2 kali adalah 13,2 dikalikan 511 maka harga terendah IHSG di 2023 sekitar 6.745.
Sehingga Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG dapat mencapai level 7.500an pada 2023, atau naik sekitar 10% dari posisi akhir Desember 2022 di 6.850,61.
Hal berikut didasari oleh pertumbuhan pendapatan pada 2023 yang diasumsikan tumbuh moderat di tengah normalisasi pendapatan komoditas yang telah naik cukup tinggi. Dan juga berdasarkan pertumbuhan pendapatan emiten-emiten dengan bobot sektor yang cukup signifikan terhadap pergerakan IHSG seperti Perbankan, Telekomunikasi, bahkan Teknologi, dan di luar sektor komoditas.
Pada kuartal I-2023 pasar saham masih menghadapi tantangan tingkat inflasi yang masih tinggi dan pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral.
Sementara itu, di kuartal II- 2023 nilai tukar rupiah diproyeksikan menguat di tengah ekspektasi puncak pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan The Fed, kemudian dimulainya kampanye-kampanye yang dilakukan untuk menghadapi musim pemilu akan menjadi katalis positif bagi tingkat konsumsi domestik pada kuartal IV-2023.
Sedangkan untuk tesis investasi jangka panjang komoditas nikel, bauksit, dan komoditas energi mineral yang menjadi sumber industrialisasi energi terbarukan dan ekosistem electric vehicle masih dapat menjadi pilihan bagi investor pada tahun ini.
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham/aset terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar