Equity World | Alert IHSG! Mayoritas Bursa Asia Melemah
Equity World | Jakarta, Bursa Asia-Pasifik mengawali perdagangan perdananya di tahun 2023 dengan dibuka di zona merah, di tengah sikap investor yang menanti rilis data aktivitas manufaktur periode Desember 2022 di kawasan tersebut.
Equity World | Siap-Siap, Harga Emas Bakal Melambung Nih
Pada Selasa (3/1/2023), indeks Hang Seng Hong Kong ambles 1,51%, Shanghai Composite China turun 0,19%, Straits Times Singapura ambrol 1,11%, dan ASX 200 Australia terkoreksi 0,59%.
Namun, untuk indeks KOSPI Korea Selatan dibuka naik 0,16% pada perdagangan hari ini.
Beberapa bursa Asia pada perdagangan perdana 2023 terjadi pada Senin kemarin yakni KOSPI dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dari China, data aktivitas manufaktur periode Desember 2022 akan dirilis pada hari ini. Data aktivitas manufaktur berdasarkan purchasing manager's index (PMI) versi Caixin diprediksi kembali turun menjadi 48,8, dari sebelumnya di angka 49,4. Jika hal tersebut benar terjadi, maka PMI manufaktur China masih berada di zona kontraksi.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, PMI manufaktur China versi NBS turun menjadi 47, dari sebelumnya di angka 48 pada November. Ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan PMI akan berada di 48.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.
Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak awal pandemi pada Februari 2020.
Sedangkan dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan perkiraan inflasi pada Januari 2023 untuk mencerminkan pertumbuhan harga yang mendekati target 2% pada tahun fiskal 2024.
Langkah itu bisa meletakkan dasar untuk pergeseran menuju kebijakan fiskal yang lebih ketat.
Laporan tersebut rilis lebih dari seminggu setelah BoJ mengubah kontrol imbal hasil (yield curve control/YCC) obligasinya, yang memungkinkan suku bunga jangka panjang naik lebih banyak.
Suku bunga obligasi 10 tahun akan dibiarkan berfluktuasi setengah poin persentase di atas dan di bawah target negara sebesar 0%, naik dari kisaran sebelumnya sebesar seperempat poin persentase.
Sementara itu dari Singapura, ekonominya mengalami pemulihan bertahan pada tahun 2022, dengan kinerja akhir tahun yang relatif kuat menopang ekonomi menjelang perlambatan global yang diperkirakan pada tahun ini.
Produk domestik bruto (PDB) Singapura sepanjang tahun 2022 tumbuh 3,8%, menurut perkiraan awal dari Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI). Angka itu sedikit mengalahkan dari proyeksi pemerintah untuk ekspansi tahunan sebesar 3,5%.
Sedangkan dari posisi kuartal IV-2022, PDB Singapura mencapai 2,2%, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2021 mencapai 4,2%. Sedangkan dari basis kuartalan, PDB Singapura tumbuh 0,2%, turun dari periode kuartal III-2022 sebesar 1,1%.
Laporan tersebut menunjukkan satu risiko yang jelas di depan untuk ekonomi yang bergantung pada perdagangan, dengan manufaktur menyusut 3% (year-on-year/yoy) pada kuartal IV-2022, menjadi kontraksi pertama sejak kuartal II-2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar