Equity World | Wall Street Dibuka 'Berguguran'! Kondisi Ekonomi Separah Itu?
Equity World | Pasar saham Amerika (AS) dibuka berguguran pada perdagangan Kamis (29/9/2022) pagi waktu New York, di tengah kekhawatiran tekanan ekonomi global hingga ketakutan resesi. Saat ini, aset-aset beresiko sulit menguat karena sentimen negatif terus berdatangan.
Equity World | Wall Street Terjun Bebas, Indeks S&P 500 Sentuh Posisi Terendah dalam 2 Tahun
Tiga indeks utama Wall Street dibuka kompak melemah. Dow Jones Industrial Average turun 0,7% atau 208 poin ke 29.513,73. Sementara S&P 500 melemah 0,99% ke 3.681,93, dan Nasdaq Composite ambles 1,39% ke 10.891,55.
Laporan klaim pengangguran yang lebih kuat dari perkiraan tak mampu mengangkat Wall Street. Investor lebih khawatir pada angka pada gagasan The Fed yang akan terus melakukan kenaikan suku bunga agresif untuk melawan inflasi tanpa khawatir itu akan merugikan pasar tenaga kerja.
Hal ini sejalan dengan survei yang dilakukan Reuters. Di mana menunjukkan bank sentral AS (The Fed) akan semakin agresif menaikkan suku bunga, dan 'penderitaan' yang lebih besar akan datang.
Sebanyak 59 dari 83 ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada November. Kemudian, di Desember, The Fed diperkirakan akan menaikkan lagi sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%.
Jika sesuai prediksi, maka suku bunga The Fed akan berada di level tertinggi sejak awal 2008, atau sebelum krisis finansial global.
Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10-tahun rebound setelah turun terbesar sejak 2020 pada hari sebelumnya meskipun sempat mencapai 4%. Hasil terakhir naik menjadi 3,79%
Pasar obligasi pemerintah telah bersaing dengan kekhawatiran pelaku pasar tentang kenaikan suku bunga, resesi yang menjulang dan volatilitas yang tinggi di pasar mata uang global.
Namun, sempat ada kabar baik yang datang dari Inggris, di mana bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) berencana untuk membeli obligasinya untuk menenangkan kekacauan pasar dan menstabilkan kembali poundsterling.
Kendati demikian nyatanya poundsterling kembali melemah 1% terhadap dolar AS ke posisi GBP 1,078/US$. Poundsterling menjadi salah satu mata uang yang terdampak dari perkasanya dolar AS.
BoE kembali melakukanquantitative easing(QE), dan dikonfirmasi nilainya sebesar GBP 65 miliar. Pasar awalnya menyambut baik keputusan tersebut, QE memang bisa mengerek kenaikan bursa saham.
Tetapi kini pasar menjadi bingung, sebab kebijakan tersebut tentunya berbalik dengan langkah BoE menaikkan suku bunga dengan agresif guna meredam inflasi.
"Kami skeptis bahwa suasana pasar yang lebih tenang pada hari Rabu menandai berakhirnya periode baru-baru ini dari peningkatan volatilitas atau sentimen risk-off. Untuk reli yang lebih berkelanjutan, investor perlu melihat bukti yang meyakinkan bahwa inflasi terkendali, memungkinkan bank sentral menjadi kurang hawkish, "tulis Mark Haefele dari UBS dalam catatan hari Kamis yang dikutip CNBC International.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar