Equity World | Risiko Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Variatif Posted: 12 Jul 2022 07:05 PM PDT Equity World | Risiko Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Variatif
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Selasa (12/7/2022), karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global mengurangi permintaan terhadap aset berisiko.
Dow Jones menguat 66 poin (+0,22%) di pembukaan dan selang 30 menit surut menjadi 36,94 poin (+0,12%) ke 31.210,78. Sementara itu, S&P 500 surut 10,5 poin (-0,27%) ke 3.843,93 dan Nasdaq minus 64,44 poin (-0,57%) ke 11.308,16.
Investor menghindari aset berisiko seperti saham demi aset minim risiko sehingga imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 9 basis poin (bp) menjadi 2,9%. Artinya, harga obligasi tersebut sedang menguat alias diburu investor.
"Ada katalis yang berkurang, minimnya kepemimpinan saat ini," tutur analis Truist Keith Lerner dikutip CNBC International. "Pertumbuhan ekonomi melambat dan banks entral masih dalam mode pengetatan dan saya pikir itu yang membuat pasar cemas."
PepsiCo melaporkan kinerja keuangan hari ini waktu setempat, di mana pendapatan dan laba bersihnya melampaui ekspektasi. PepsiCo juga meningkatkan proyeksi pendapatannya pada tahun ini. Delta Air Lines dan JPMorgan juga akan merilis kinerja keuangannya pekan ini.
Saham maskapai penerbangan seperti Delta Airlines, United Airlines, dan Southwest Airlines naik lebih dari 4%. Sementara itu, American Airlines melesat 6,7%. Saham Boeing dan Home Depot melonjak masing-masing sebesar 4,5%, dan 2,2%.
Indeks dolar AS yang mengukur kinerja dolar AS terhadap 6 mata uang dunia lainnya menguat 0,5% ke posisi 108,51. Keuntungan itu menempatkan euro di ambang paritas dengan dolar karena kekhawatiran resesi meningkat di Eropa.
Indeks dolar AS naik tajam 13% tahun ini. Beberapa analis telah memperingatkan keperkasaan dolar AS dapat menjadi masalah untuk musim rilis kinerja keuangan ke depannya.
Investor masih akan memperhatikan risiko penurunan pada perkiraan pendapatan karena perusahaan bergulat dengan kenaikan suku bunga dan tekanan inflasi yang lebih besar, serta investor memperdebatkan kemungkinan resesi.
Pekan ini, investor akan fokus pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni yang akan dirilis Rabu (13/7). Angka inflasi utama yang termasuk makanan dan energi diperkirakan akan naik ke 8,8% dari posisi di bulan sebelumnya di 8,6%, jika mengacu pada perkiraan analis Dow Jones.
|
Equity World | IHSG Diprediksi Melemah Buntuti Pergerakan Wall Street Posted: 11 Jul 2022 07:53 PM PDT Equity World | IHSG Diprediksi Melemah Buntuti Pergerakan Wall Street
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi melemah mengikuti pergerakan indeks Wall Street. IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.658-6.755.
Pengamat pasar modal dari MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, IHSG bakal dibayangi pergerakan Wall Street, harga komoditas, dan turunnya nilai tukar rupiah.
"Kombinasi jatuhnya Indeks DJIA serta turunnya harga beberapa komoditas ditengah naiknya USD index Futures yang berpotensi mendorong nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan Selasa ini," ungkap Edwin dalam risetnya, Selasa (12/7/2022).
Rincian beberapa komoditas tersebut antara lain Oil turun 1,28%, emas turun 0,52%, dan Timah turun 2,39% diikuti dengan di tengah naiknya USD Index Futures sebesar 1,12%.
Disisi lain, katalis positif diharapkan datang dari peluang naiknya saham berbasis Coal menyusul kembali naiknya harga Coal delivery bulan Agustus 2022 sebesar 2,72% kelevel USD426.80.
"Serta katalis lain berpotensi datang dari saham berbasis Nikel setelah menguat semalam sebesar 0,61%," jelas Edwin.
|
Equity World | Harga Emas Makin Murah, 4 Pekan Turun Terus Posted: 10 Jul 2022 11:32 PM PDT Equity World | Harga Emas Makin Murah, 4 Pekan Turun Terus
Equity World | Harga emas turun secara mingguan untuk keempat pekan kalinya pada perdagangan akhir pekan lalu, tertekan oleh kenaikan dolar AS dan spekulasi kenaikan suku bunga mendapatkan daya tarik setelah data pekerjaan AS yang sehat.
Mengutip CNBC, Senin (11/7/2022) harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke harga USD1,742,3 per ounce. Emas batangan telah kehilangan 3,29 persen minggu ini, yang akan menjadi yang terburuk sejak pertengahan Mei.
Sementara emas berjangka AS sedikit berubah ke harga USD1.740.
Akhir-akhir ini, emas telah gagal menarik arus safe-haven meskipun risiko resesi meningkat karena investor malah memilih dolar, yang telah naik ke level tertinggi baru dalam dua dekade terakhir.
"Data pekerjaan menekan emas, juga sudah berjuang setelah reli dolar yang begitu kuat. Namun, ada beberapa bargain hunting yang terjadi di sini, "kata ahli strategi pasar RJO Futures Bob Haberkorn.
Pertumbuhan data pekerjaan AS lebih dari perkiraan pada bulan Juni dan tingkat pengangguran tetap mendekati posisi terendah sebelum pandemi. Ini menandakan kekuatan pasar tenaga kerja yang terus-menerus yang memberi amunisi bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi akhir bulan ini.
"Dalam jangka pendek, kami masih melihat emas didukung oleh risiko resesi. Setelah koreksi baru-baru ini, kami memperkirakan harga akan berkonsolidasi," kata Carsten Menke, kepala Riset di Julius Baer,".
"Rebound yang bertahan lama terlihat agak tidak mungkin dengan asumsi bahwa Fed mampu melawan inflasi tanpa mendorong ekonomi ke dalam resesi."
Di pasar fisik, permintaan sedikit meningkat di India setelah harga domestik turun. Sementara kekhawatiran atas wabah virus corona baru terus membatasi aktivitas konsumen di China.
Sementara itu harga perak naik 0,4 persen menjadi USD19,27 per ounce, sementara platinum naik 2 persen menjadi USD890,435. Palladium naik 8,9 persen menjadi USD2.167,18, membukukan kenaikan minggu ketiga berturut-turut. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar