Equityworld Futures | Saham Asia memulai awal perdagangan pada Senin waktu setempat dilaporkan beragam. Hal ini diketahui akibat imbas dari laporan mengecewakan data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS).
Mengutip laman Reuters, Senin (6/9/2021) selain laporan penggajian, liburan di AS juga semakin membuat kondisi tidak stabil. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) dilaporkan tetap datar di awal perdagangan.
Waspada, Harga Emas Rawan Longsor! | Equityworld Futures
Nikkei Jepang (.N225) naik 1,7%, tetapi Korea Selatan (.KS11) turun 0,1%. Nasdaq berjangka hampir tidak berubah, sementara S&P 500 berjangka turun 0,1%.
Investor masih menilai dampak dari laporan penggajian September yang menunjukkan peningkatan pekerjaan yang jauh lebih kecil dari yang diharapkan, tetapi juga kenaikan upah.
Hal terakhir sudah cukup untuk mendorong imbal hasil Treasury lebih lama dan lebih tinggi serta mempertajam kurva imbal hasil, bahkan ketika pasar berspekulasi Federal Reserve akan meruncing nantinya.
"Ketenagakerjaan melambat tajam pada Agustus, dengan sedikit indikasi kenaikan pasokan tenaga kerja," kata ekonom Barclays Jonathan Millar.
"Ini menempatkan The Fed dalam kebingungan karena menyeimbangkan risiko pelambatan permintaan yang tajam terhadap pasokan dan inflasi yang ketat."
"Kami masih memperkirakan Fed akan memberi sinyal tapering pada September, tetapi sekarang memperkirakan itu akan dimulai pada Desember, bukan November. QE kemungkinan akan berakhir pada pertengahan 2022."
Kenaikan imbal hasil 10-tahun AS menjadi 1,32% membatasi beberapa tekanan pada dolar dari angka penggajian yang buruk, meskipun indeksnya masih menyentuh level terendah satu bulan sebelum stabil di 92,128.
Dolar tetap terpinggirkan terhadap yen di USD109,76, sementara euro menguat di USD1,1881 setelah mencapai puncak lima minggu di USD1,1908 pada hari Jumat.
Bank Sentral Eropa kabarnya akan mengadakan pertemuan kebijakan pada minggu ini guna membahas kebijakan pembelian aset besar mereka.
"Kami memperkirakan ECB akan mengumumkan pengurangan kecepatan PEPP (program pembelian darurat pandemi) Q4 pada pertemuan September di belakang kondisi keuangan yang lebih mudah," kata analis di TD Securities.
"Semua tuas kebijakan lainnya kemungkinan akan ditahan, dengan perkiraan inflasi direvisi naik tajam tahun ini dan tahun depan. Risiko komunikasi tinggi, dan Lagarde ingin menghindari terdengar terlalu hawkish, alih-alih menekankan 'kegigihan'."
Investor minyak lebih khawatir bahwa laju perekrutan AS yang buruk akan menjadi hambatan pada permintaan dan harga kembali tergelincir. Brent turun 65 sen menjadi USD71,95 per barel, sementara minyak mentah AS kehilangan 59 sen menjadi USD68,70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar