Equity World | Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Namun apakah bisa bertahan lama?

Pada Selasa (21/9/2021) pukul 05:47 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.764,21/troy ons. Naik 0,57% dibandingkan hari sebelumnya. Demikian dikutip dari data Trading Economics.

Akan tetapi, Analis Komoditas Reuters Wang Tao memperkirakan harga sang logam mulia masih akan melanjutkan tren bearish. Sebagai informasi, harga emas membukukan koreksi 1,63% secara mingguan dan 2,27% secara bulanan.

Harap-harap cemas tapering, bursa saham Asia tertekan | Equity World

Dalam waktu dekat, Wang menilai harga emas akan menguji titik support di US$ 1.743/troy ons. Penembusan di titik ini akan membawa harga 'longsor' ke kisaran US$ 1.724-1.736/troy ons.

"Setelah harga menyentuh US$ 1.833,8/troy ons pada 3 September 2021, tren penurunan telah terbentuk. Memang akan ada rebound, tetapi sangat sebentar. Kalau pun rebound, mungkin terbatas hingga ke US$ 1.764/troy ons," terang Wang dalam risetnya.

Faktor utama yang menekan harga emas adalah penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 05:55 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Dalam seminggu terakhir, indeks ini naik 0,65%.

Dua aset ini punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS perkasa, harga emas justru merana.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, maka harga emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

Penguatan dolar AS ditopang oleh penantian pasar terhadap rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Ada ekspektasi Ketua Jerome 'Jay' Powell akan lebih tegas, lebih berani menyampaikan soal rencana pengetatan kebijakan (tapering off) seiring ekonomi Negeri Paman Sam yang mulai bangkit setelah ambruk dihantam pandemi virus corona.


This free site is ad-supported. Learn more