Equity World | Semua Bursa Saham Asia Berpesta! Kecuali Singapura…..
Equity World | Bursa saham Asia mayoritas kembali ditutup menghijau pada Kamis (26/11/2020), setelah sepanjang hari bergerak naik-turun akibat respons pelaku pasar yang beragam terkait data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang juga cenderung beragam pada Rabu (25/11/2020) waktu setempat.
Hanya indeks Straits Times Index (STI) di Singapura yang hari ini ditutup di zona merah, yakni melemah 0,42%.
Sedangkan sisanya berhasil ditutup di zona hijau, dengan indeks KOSPI Korea Selatan yang memimpin penguatan pada hari ini, yakni melesat 0,94%, disusul Nikkei Jepang yang ditutup terdongkrak 0,91%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,56% dan Shanghai Composite China terapresiasi 0,22%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini berhasil ditutup meroket 1,42% di level 5.759,92.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 510 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 13,4 triliun.
Bursa Asia berhasil ditutup di zona hijau karena pasar langsung merespons terkait data pertumbuhan ekonomi AS yang menunjukkan hasil positif dan keputusan bank sentral Korea Selatan (Korsel) yang tetap mempertahankan suku bunganya.
Info Harga Emas Hari Ini, 27 November 2020 | Equity World
Departemen Perdagangan AS melaporkan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 33,1% pada level tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini mengkonfirmasikan laju ekspansi ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal ketiga (Q3) 2020.
Padahal sebelumnya, perekonomian AS berkontraksi atau minus 31,4% pada Q2 2020. Ini terdalam sejak pemerintah mulai mencatatkan PDB pada tahun 1947.
Sementara di Q1, ekonomi AS juga sempat terkontraksi 5% di basis yang sama. AS berhasil pulih dari resesi teknis, yang diartikan negatifnya ekonomi sebuah negara dua kuartal berturut-turut atau lebih.
Pengeluaran pribadi adalah pendorong utama pertumbuhan. Stimulus seperti cek yang diberikan pemerintah dan tunjangan pengangguran mingguan, meningkatkan daya beli warga.
"Kenaikan PDB kuartal ketiga mencerminkan upaya berkelanjutan untuk membuka kembali bisnis dan melanjutkan aktivitas yang ditunda atau dibatasi karena Covid-19," kata Departemen Perdagangan AS, Rabu (25/11/2020) waktu setempat.
Namun PDB Q3 ini masih 3,5% di bawah tingkat pra-pandemi. Meskipun vaksin corona diharapkan segera tersedia, namun Covid-19 masih jauh dari terkendali di AS.
Sementara itu, di Q4 2020, analis memperkirakan ekonomi masih akan tumbuh di bawah tingkat tahunan 5%. Presiden Federal Reserve (The Fed) St. Louis James Bullard melihat sedikit risiko dari berlanjutnya kontraksi ekonomi.
"Sejauh ini saya pikir kami bertahan," katanya dikutip dari CNBC International.
Sementara itu, Bank of Korea (BoK) pada pagi hari ini memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah 0,5%, karena bank sentral khawatir tentang pasar properti Korsel yang sedang panas.
Hal ini sejalan dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 22 analis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar