Equity World | Was-Was Arah Suku Bunga, Wall Street Dibuka Naik 'Malu-Malu'
Equity World | Tiga Indeks Utama Wall Street dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan, Senin (5/6/2023) waktu New York. Kenaikan terjadi saat investor tengah was-was menanti arah kebijakan suku bunga untuk bulan ini.
Equity World | Wall Street Koreksi, Investor Kini Menimbang Kebijakan The Fed
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,03% ke posisi 33.771,59 sementara S&P 500 juga menguat tipis 0,07%ke 4.285,57 dan Nasdaq Composite turut mengalami apresiasi tipis 0,02% ke 13.240,77.
Investor masih mencermati data tenaga kerja yang dirilis akhir pekan lalu. Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (2/6/2023) melaporkan daftar gaji di sektor publik dan swasta meningkat sebesar 339.000 untuk bulan tersebut, lebih baik dari perkiraan Dow Jones yakni sebesar 190.000 dan mencatatkan pertumbuhan pekerjaan positif selama 29 bulan berturut-turut.
Sementara itu, tingkat pengangguran berada di 3,7% dibandingkan perkiraan 3,5%, tepat di atas level terendah sejak 1969.
Data ini tentu saja menjadi hal yang penting untuk menjadi pertimbangan The Fed terkait kebijakan suku bunganya ke depan.
Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja tidak berubah sebesar 62,6%
Angka klaim awal pengangguran yang turun itu menjadi indikasi bahwa ekonomi Amerika Serikat masih solid. Selain itu juga menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih akan baik ke depan, sehingga akan mempengaruhi laju inflasi.
Di sisi lain hasil ini tidak membuat para pelaku pasar meyakini Bank Sentral AS (Federal Reserves/The Fed) akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 14 Juni nanti.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat probabilitas suku bunga bunga dinaikkan hanya 20%, sisanya yakin akan tetap sebesar 5% - 5,25%.
Kalau ini terjadi, maka menjadi kenaikan suku bunga The Fed selama 11 bulan berturut-turut dan menjadi yang tertinggi sejak 2007.
Keputusan ini dilakukan the Fed sebagai langkah menjinakkan inflasi yang tinggi di tengah kondisi pasar tenaga kerja yang ketat dan sektor perbankan yang bergejolak. Suku bunga acuan yang tinggi menjadi satu tantangan prospek ekonomi AS yang potensi mengalami resesi tahun ini.
"Meskipun meningkatnya jumlah indikator utama yang mengindikasikan resesi akan segera terjadi, penguatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan tingkat konsumsi pribadi yang membandel mendorong permulaan lebih jauh," kata Mace McCain, kepala investasi di Frost Investment Advisors dikutip dari CNBC international.
"Kami tidak berpikir ekonomi dapat mengarah ke resesi sampai lapangan kerja melemah secara material. Tingkat pengangguran telah melonjak dengan setiap penurunan lowongan pekerjaan sejak tahun 1950-an tetapi siklus ini belum terjadi. Tren ini dapat berlanjut, sehingga menunda resesi," tambahnya.
Yang pasti, kekhawatiran investor tetap ada atas apa yang sejauh ini membuktikan reli pasar saham yang sempit pada tahun 2023, dipimpin oleh hanya segelintir saham teknologi yang telah membawa pasar lainnya, dan apakah mungkin ada koreksi jangka menengah jika luasnya tidak membaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar