Kamis, 26 Mei 2022

Equityworld Futures Jakarta SSC

Equityworld Futures Jakarta SSC


Equity World | Bursa Asia Ditutup Berguguran, IHSG Sakti Hijau Sendiri

Posted: 24 May 2022 07:45 PM PDT

Equity World | Bursa Asia Ditutup Berguguran, IHSG Sakti Hijau Sendiri

Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (24/5/2022), di mana pasar global masih berjuang untuk mempertahankan relinya.

Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil ditutup di zona hijau bahkan melesat pada hari ini, yakni melesat 1,07% ke level 6.914,14.

Sedangkan sisanya ditutup terkoreksi. Indeks Nikkei Jepang ditutup merosot 0,94% ke level 26.748,14, Hang Seng Hong Kong ambruk 1,75% ke 20.112,1, Shanghai Composite China anjlok 2,41% ke 3.070,93, Straits Times Singapura melemah 0,58% ke 3.195,04, ASX 200 Australia terkoreksi 0,28% ke 7.128,8, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,57% ke 2.605,87.

Saham produsen kendaraan listrik di China yakni Xpeng ambruk lebih dari 9%, setelah perseroan merilis kinerja keuangannya pada kuartal pertama tahun 2022, di mana rugi bersih Xpeng melebar menjadi 1,7 miliar yuan China (US$ 254,7 juta), dari sebelumnya sebesar 786,6 juta yuan China pada kuartal I-2021.

Sedangkan di Jepang, perusahaan produsen kendaraan yakni Toyota Motor mengatakan akan memangkas produksi globalnya sekitar 100.000 hingga 850.000 pada Juni, karena kekurangan semikonduktor. Saham pembuat mobil Jepang turun 0,56%.

Masih dari Jepang, data pembacaan awal dari aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) pada Mei 2022 sedikit berkontraksi menjadi 53,2, dari sebelumnya pada April lalu di angka 53,5.

Sementara di Australia, PMI manufaktur pada bulan ini juga berkontraksi menjadi 55,3, dari sebelumnya pada bulan lalu di angka 58,8.

Meski PMI manufaktur Australia dan Jepang pada Mei 2022 berkontraksi, tetapi sejatinya masih berada di level ekspansi. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Berbalik arahnya bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi setelah pasar global kesulitan untuk mempertahankan relinya.

Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS turun di pra-pembukaan perdagangan hari ini walaupun saham-saham di Wall Street sempat reli di perdagangan sebelumnya, di mana indeks Dow Jones melesat 618 poin atau 2%. Indeks S&P 500 lompat 1,9% dan Nasdaq menguat 1,6%.

Investor global masih memperdebatkan seberapa agresif bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang masih buas.

Saham produsen kendaraan listrik di China yakni Xpeng ambruk lebih dari 9%, setelah perseroan merilis kinerja keuangannya pada kuartal pertama tahun 2022, di mana rugi bersih Xpeng melebar menjadi 1,7 miliar yuan China (US$ 254,7 juta), dari sebelumnya sebesar 786,6 juta yuan China pada kuartal I-2021.

Sedangkan di Jepang, perusahaan produsen kendaraan yakni Toyota Motor mengatakan akan memangkas produksi globalnya sekitar 100.000 hingga 850.000 pada Juni, karena kekurangan semikonduktor. Saham pembuat mobil Jepang turun 0,56%.

Masih dari Jepang, data pembacaan awal dari aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) pada Mei 2022 sedikit berkontraksi menjadi 53,2, dari sebelumnya pada April lalu di angka 53,5.

Sementara di Australia, PMI manufaktur pada bulan ini juga berkontraksi menjadi 55,3, dari sebelumnya pada bulan lalu di angka 58,8.

Meski PMI manufaktur Australia dan Jepang pada Mei 2022 berkontraksi, tetapi sejatinya masih berada di level ekspansi. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Berbalik arahnya bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi setelah pasar global kesulitan untuk mempertahankan relinya.

Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS turun di pra-pembukaan perdagangan hari ini walaupun saham-saham di Wall Street sempat reli di perdagangan sebelumnya, di mana indeks Dow Jones melesat 618 poin atau 2%. Indeks S&P 500 lompat 1,9% dan Nasdaq menguat 1,6%.

Investor global masih memperdebatkan seberapa agresif bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang masih buas.

Equity World | Bursa Asia Turun Pagi Ini, Investor Mencerna Rencana Joe Biden atas Barang China

Posted: 23 May 2022 06:39 PM PDT

Equity World | Bursa Asia Turun Pagi Ini, Investor Mencerna Rencana Joe Biden atas Barang China

Equity World
| Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan pada hari Selasa (24/5). Investor mempertimbangkan kemungkinan mencairnya hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China menyusul rencana Presiden AS Joe Biden soal pemotongan tarif pada barang-barang China.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,4% pada awal perdagangan dan Topix lebih rendah 0,2%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,39%.

Di Australia, S&P/ASX 200 duduk sedikit di bawah garis datar. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,11%.

Dalam data ekonomi, Jepang akan melaporkan data aktivitas manufakturnya untuk bulan Mei.

Semalam, Wall Street menghijau setelah seminggu mengalami kerugian tajam. Selama sesi perdagangan reguler Senin, Dow melonjak 618 poin atau hampir 2%, S&P 500 naik 1,9%, dan Nasdaq Composite naik 1,6%.

Sentimen positif  datang setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan, sedang mempertimbangkan untuk memotong tarif AS atas barang-barang China. Pernyataan ini Biden sampaikan selama perjalanannya di Jepang sebagai bagian dari tur Asia pertamanya.

Ketika harga konsumen memanas, Gedung Putih mengatakan bulan lalu bahwa mereka melihat bagaimana tarif tersebut berkontribusi terhadap inflasi.

Tarif tersebut mulai berlaku pada 2018 ketika pemerintahan Trump memberlakukan tarif pada barang-barang China senilai miliaran dolar dan Beijing membalas dengan tindakan hukuman serupa, menarik kedua belah pihak ke dalam perang dagang yang berlarut-larut.

"Pasar tampaknya menganggap berita itu sebagai indikasi potensi mencairnya ketegangan perdagangan AS-China, meskipun ini bukan pertama kalinya pengurangan tarif dilayangkan," tulis Taylor Nugent, seorang ekonom di National Australia Bank.

"Sementara pemotongan tarif akan membantu melunakkan inflasi AS, laporan menunjukkan pejabat pemerintah khawatir akan tampak lunak terhadap China menjelang pemilihan kongres November."

Dalam berita perdagangan lainnya, AS pada hari Senin mengumumkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik dengan mitra Asia termasuk Australia, Jepang dan Korea Selatan.

Kelompok ini ingin menetapkan aturan internasional tentang ekonomi digital, rantai pasokan, dekarbonisasi, dan peraturan yang berlaku bagi pekerja.

Sementara itu, Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 102,191 — naik dari level tepat di atas 102 sebelumnya.

Yen Jepang diperdagangkan pada 127,74 per dolar, karena menguat sedikit dari level sekitar 127,8 sebelumnya. Dolar Australia berada di US$0,708, terangkat dari sekitar US$0,704 sebelumnya.

Di tempat lain, harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan minyak mentah Brent turun 0,51% menjadi US$ 112,84 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0,5% menjadi US$109,73 per barel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar