Equityworld Futures | Pasar modal Indonesia berakhir beragam pada perdagangan awal pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (29/11/2021).
IHSG sempat terkoreksi dalam (-1%) pada awal perdagangan sesi I, akibat masih adanya kekhawatiran pasar dari varian baru virus corona (Covid-19). Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,71% ke level 6.608.29, setelah pada Jumat (26/11) pekan lalu mengalami aksi jual besar-besaran (sell-off) hingga anjlok 2,06%.
Harga Emas Anjlok, Investor Tengah Menilai Dampak Varian Omicron | Equityworld Futures
Data perdagangan mencatat nilai transaksi Senin cenderung menurun menjadi Rp 15,3 triliun. Meskipun berhasil rebound dan ditutup melesat, tetapi investor Asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) hingga mencapai Rp 1,03 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 138 miliar di pasar tunai dan negosiasi, sehingga secara total asing melakukan net sell hingga Rp 1,17 triliun.
Sementara, rupiah akhirnya melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin. Sentimen pelaku pasar yang perlahan mulai membaik setelah dihantam kecemasan akibat munculnya Omicron membuat rupiah mampu memangkas pelemahan.
Melansir data Refinitiv, di akhir perdagangan rupiah melemah 0,14% ke Rp 14.320/US$.
Omicron merupakan varian virus corona terbaru yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Para ilmuwan mengatakan Omicron lebih mudah menular ketimbang varian Delta, serta dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan Omicron sebagai "Varian of Concern" (VoC). Kemunculan Omicron dikhawatirkan akan membuat banyak negara kembali menetapkan lockdown sehingga berisiko memicu perlambatan ekonomi global lagi.
Tetapi perusahaan farmasi yang bergerak cepat merespon virus corona Omicron dan menjadi salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar mulai membaik. Pada Jumat pekan lalu, Moderna, Johnson & Johnson sertra AstraZeneca mengatakan sedang melakukan investigasi terhadap varian baru ini.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pfizer dan BioNTech. Keduanya juga mengatakan bisa memodifikasi vaksin mereka secepat mungkin jika diperlukan untuk melawan Omicron.
Pfizer dan BioNTech mengatakan akan mendapat lebih banyak data mengenai Omicron dalam dua pekan. Perusahaan bisa memodifikasi vaksin mRNA mereka dalam waktu enam pekan dan siap didistribusikan dalam waktu 100 hari.
"Data tersebut akan memberikan lebih banyak informasi apakah B.1.1.529 merupakan varian yang kebal akan vaksin yang mungkin memerlukan penyesuaian pada vaksin kami jika Omicron menyebar secara global," kata perusahaan farmasi tersebut, sebagaimana diwartakan CNBC International, Jumat (26/11).
Perusahaan Johnson & Johnson mengatakan saat ini mereka sudah menguji vaksin mereka melawan Omicron. Kemudian AstraZeneca mengatakan vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford bisa merespon dengan cepat jika ada varian baru.
Sementara itu Moderna mengatakan akan melakukan uji coba tiga vaksin booster untuk melawan Omicron. Perusahaan menyebut akan mengembangkan booster yang spesifik untuk melawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar