PT Equityworld | Bursa Asia Membara, Dibakar Jejak Merah Wall Street
PT Equityworld | Mayoritas bursa Asia dibuka di zona merah pada perdagangan Rabu (12/5/2021). Pelemahan ini terjadi seiring kekhawatiran investor soal lonjakan harga komoditas dan meningkatnya tekanan inflasi di Amerika Serikat (AS) dapat menyebabkan kenaikan suku bunga lebih awal dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi secara global.
Indeks Nikkei Jepang sempat menguat di awal perdangan ke 28.831,03, kemudian selang setengah jam kemudian ambles 0,67% ke 28.417,84. Indeks Nikkei melanjutkan pelemahan pada perdagangan Selasa (11/5) ketika ambruk 3,08% ke posisi 28.608,59.
Kemudian, indeks Shanghai Composite China langsung terjun ke zona merah 0,39% ke 3.428,39 pagi ini. Kemarin, indeks saham Negeri Panda tersebut ditutup menguat 0,4% ke level 3.441,85.
STI Singapura melorot 0,36% ke 3.132,82, melanjutkan koreksi 1,2% pada perdagangan Selasa (11/5). Selanjutnya KOSPI Korea Selatan anjlok 0,77% ke 3.184,59.
Adapun Hang Seng Hong Kong berhasil menguat 0,06% ke 28.030,49 pagi ini, berhasil rebound dari ambles 2,03% ke 28.013,81 kemarin.
Sementara, wall street ditutup ambles pada perdagangan Selasa (11/2).
Pelemahan bursa Wall Street terjadi seiring adanya kenaikan harga komoditas dan kekurangan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). Kedua sentimen tersebut memicu kekhawatiran bahwa kendati ada jaminan dari Federal Reserve AS (the Fed), lonjakan harga jangka pendek dapat menjadi inflasi jangka panjang.
Ketiga indeks utama kompak ambles di zona merah, seiring aksi jual tersebar cukup merata di seluruh sektor.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) anjlok 473,66 poin, atau 1,36% menjadi 34.269,16. Kemudian indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 36,33 poin, atau 0,87%, menjadi 4.152,1 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun tipis 12, 43 poin, atau 0,09%, menjadi 13.389,43.
Semua mata sekarang tertuju pada laporan indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada hari ini. Pasar memprediksi inflasi berbasis pasar bergerak lebih tinggi.
Data ini mungkin menjadi yang paling ditunggu pasar karena, akhir-akhir ini sejumlah tokoh atau miliarder AS, termasuk investor kawakan Warren Buffet, mengkhawatirkan kenaikan inflasi di negeri Paman Sam.
Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Harga Emas Turun USD1,5/Ounce | PT Equityworld
Kekhawatiran tersebut didasarkan pada
untuk mendongkrak ekonomi nasional seiring hantaman pagebluk Covid-19.
Konsesus pasar mematok laju inflasi April bakal naik menjadi 3,6%, dari bulan sebelumnya di 2,6%.
Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan di AS melonjak menjadi 2,6% pada Maret 2021 dari 1,7% pada Februari. Ini adalah kenaikan tertinggi sejak Agustus 2018.
Sementara, laju inflasi inti, yang tidak memasukkan barang volatil, diprediksi akan naik menjadi 2,3%. Sebelumnya, pada Maret inflasi inti naik 1,6%, dari bulan Februari 1,3%.
Adapun Badan Statistik Korea Selatan (Korsel) pagi ini merilis tingkat pengangguran Korsel pada April 2021 yang turun menjadi 3,7 persen dari 3,9 persen di bulan sebelumnya (month-to-month/mom) dan sebesar 3,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini merupakan angka pengangguran terendah sejak Agustus 2020.
Dari Negeri Matahari Terbit, Kementerian Keuangan Jepang pagi ini melaporkan cadangan devisa meningkat menjadi US$ 1.378,5 miliar pada bulan April dari US$ 1.368,5 miliar miliar pada Maret 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar