Selasa, 14 Januari 2020

Equityworld Futures Jakarta SSC

Equityworld Futures Jakarta SSC


PT Equity World | Setelah Perang dengan AS, Kini Iran 'Perang' dengan Eropa?

Posted: 14 Jan 2020 07:23 PM PST

PT Equity World | Setelah Perang dengan AS, Kini Iran 'Perang' dengan Eropa?

PT Equity World | Bukan hanya panas dengan Amerika Serikat, Iran kini juga panas dengan Eropa. Hal ini tak lain adalah karena masalah nuklir Iran.

Bahkan negara tersebut memperingatkan Inggris, Prancis dan Jerman. Ini terkait konsekuensi yang ketiga negara tersebut dapatkan jika mereka memilih "dispute mechanism (mekanisme penyelesaian sengketa)" untuk menyelesaikan perjanjian nuklir Iran yang disepakati 2015 lalu.
"Tentu jika Eropa ... memilih mengingkari (proses ini), mereka harus bersiap menerima konsekuensinya," tegas pejabat kementerian luar negeri Iran sebagaimana dikutip AFP.

Meski demikian, Iran melalui Menteri Luar Negeri Javad Zarif, mengaku akan mendukung langkah baik yang konstruktif jika Eropa ingin menyelamatkan perjanjian ini.

Sebagaimana ditulis Reuters, mekanisme yang diambil Eropa akan mendekatkan Iran pada sanksi baru. Negara ini sebelumnya sudah disanksi AS, dan akibatnya tertekan secara ekonomi.

Sebelumnya, ketiga negara Eropa tersebut bersama AS, Rusia dan China menandatangani Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Di bawah kesepakatan itu, Iran harus melakukan penelitian dan pengembangan terbatas selama delapan tahun.

Namun di 2018, Trump menarik AS keluar dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi ke Iran. Trump merasa kesepakatan itu tidak cukup membuat Iran menghentikan program nuklirnya.

PT Equity World



Sentimen Global Mereda, Harga Emas Turun Tipis | PT Equity World



Sanksi yang dijatuhkan AS termasuk sanksi ekonomi, di mana Iran dipersulit dalam menjual minyaknya ke negara lain. Alhasil, Iran kecewa dan membuka kembali pengembangan nuklirnya.

Pada 6 Januari lalu Iran bahkan mengatakan tak akan lagi membatasi pengembangan nuklirnya. Mulai dari kapasitas, level pengembangan, hingga jumlah tidak akan terikat lagi pada JCPOA.

Langkah Iran ini membuat Eropa kecewa. Hal tersebut akhirnya membuat pemimpin Inggris, Prancis dan Jerman membawa masalah ini ke Komisi Bersama di bawah mekanisme penyelesaian sengketa, sebagaimana diatur dalam kesepakatan nuklir tersebut.

"Eropa tidak bisa lagi membiarkan pelanggaran Iran terhadap perjanjian nuklir tanpa kejelasan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dikutip Time.

Sementara itu, perwakilan pemerintah AS mengaku mendukung langkah tiga negara Eropa tersebut. "Kami sangat mendukung keputusan ... menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa," kata juru bicara AS yang tak disebutkan namanya, dalam sebuah pernyataan seperti ditulis AFP.

PT Equity World | Harga Emas Jatuh Rp11 Ribu Karena Kesepakatan Dagang AS-China

Posted: 13 Jan 2020 10:47 PM PST

PT Equity World | Harga Emas Jatuh Rp11 Ribu Karena Kesepakatan Dagang AS-China

PT Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp767 ribu per gram pada Selasa (14/1) atau jatuh Rp11 ribu dari Rp778 ribu per gram pada Selasa (14/1). Sedangkan, harga pembelian kembali (buyback) rontok Rp13 ribu dari Rp692 ribu menjadi Rp679 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp408 ribu, 2 gram Rp1,48 juta, 3 gram Rp2,2 juta, 5 gram Rp3,65 juta, 10 gram Rp7,24 juta, 25 gram Rp18 juta, dan 50 gram Rp35,93 juta.

Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp71,8 juta, 250 gram Rp179,25 juta, 500 gram Rp358,3 juta, dan 1 kilogram Rp716,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.538,4 per troy ons atau melemah 0,79 persen. Begitu pula harga emas di perdagangan spot terkoreksi 0,65 persen ke US$1.537,78 per troy ons pada pagi ini.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas di perdagangan internasional akan kembali tertekan. Proyeksinya, harga emas rontok ke rentang US$1.520 sampai US$1.548 per troy ons pada hari ini.

"Ini karena sentimen positif masih membayangi risk asset. Indeks saham AS semalam masih menguat karena sentimen ini," tutur Ariston kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/1).

Ia mengatakan sentimen positif bagi aset-aset berisiko, seperti saham, datang dari rencana penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China pada 15 Januari 2020.


PT Equity World

Harga Emas Turun Jelang Penandatanganan Kesepakatan Dagang AS-China | PT Equity World


Kabar terakhir menyebutkan perwakilan pemerintah China sudah tiba di Washington DC untuk bersiap mengeksekusi rencana kesepakatan. "Ini memberikan konfirmasi penandatanganan yang akan dilakukan," imbuh Ariston.

Di sisi lain, ia mengatakan ada sentimen lain yang juga bisa kembali mendongkrak saham dan dolar AS, yaitu rilis tingkat inflasi Negeri Paman Sam pada malam ini. Sejauh ini, katanya, indikasi inflasi akhir tahun lalu cukup baik untuk AS.

"Bila rilisnya lebih bagus dari ekspektasi, harga emas bisa melemah lagi karena penguatan dolar AS," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar