Equityworld Futures | Suram! Harga Emas Jatuh 5 Hari, Beneran Gak Bisa Nanjak Lagi Nih?
Equityworld Futures | Harga emas ambruk investor mulai pesimis dengan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Equityworld Futures | Harga Emas Terendah dalam Hampir 3 Minggu, Apakah Bisa Bangkit?
Harga emas jatuh hampir 1% pada perdagangan kemarin. Merujuk data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.621,95 per troy ons. Harganya turun 0,82%.
Penurunan ini adalah yang terbesar sepanjang bulan ini. Penurunan harga emas juga memperpanjang derita emas. Sang logam mulia sudah ambruk lima hari beruntun dengan pelemahan mencapai 1,53%.
Sementara hari ini (9/10/2024) pukul 06:16 WIB, harga emas naik tipis sebesar 0,029% ke angka US$2.622,7 per troy ons.
Dikutip dari Kitco.com, harga emas turun tajam dan mencapai level terendah dalam lebih dari dua minggu pada perdagangan terakhir, setelah laporan berita bahwa kelompok Hezbollah yang berbasis di Lebanon ingin membahas gencatan senjata dengan Israel.
Saat ini, Israel sedang melakukan operasi militer besar-besaran terhadap kelompok tersebut di Lebanon. Para pelaku pasar menganggap berita ini sebagai kemungkinan de-eskalasi ketegangan di Timur Tengah yang telah meningkat selama beberapa minggu terakhir.
Tidak hanya itu, analis pasar di StoneX Group, Fawad Razaqzada menyampaikan bahwa tanpa adanya katalis yang jelas untuk penurunan dolar, dengan Indeks Dolar baru saja mengalami salah satu minggu terkuat dalam beberapa bulan, maka harga emas dunia cenderung tertekan.
Data inflasi minggu ini pun tampaknya tidak akan banyak memengaruhi ekspektasi pemotongan suku bunga bank sentral AS (The Fed) serta fakta bahwa logam kuning tetap sangat overbought di berbagai kerangka waktu, suatu koreksi sudah lama ditunggu," tulis Fawad.
Lebih lanjut, Fawad mencatat bahwa laporan pekerjaan AS yang luar biasa padaJumat pekan lalu tampaknya telah mendorong harga logam berharga turun sebelum pembeli yang ingin membeli masuk dan kemudian mengambil untung menjelang akhir pekan.
Rilis laporan nonfarm payrolls AS yang kuat pada Jumat memberi sedikit kejutan kepada Fed setelah data tersebut dengan mudah melampaui ekspektasi, mencetak 254.000 pekerjaan dan revisi ke atas pada angka bulan sebelumnya.
Data ketenagakerjaan yang lebih kuat menempatkan Fed dalam posisi sulit, karena narasi ekonomi yang mendingin menjadi jauh lebih rumit. Dengan pasar tenaga kerja yang masih kuat, tidak mengherankan jika Ketua Fed, Jerome Powell telah menolak gagasan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin bahkan sebelum data tersebut dirilis. Sekarang, hampir pasti: jangan berharap ada pemotongan suku bunga agresif lebih lanjut tahun ini."
Investor Mulai Pesimis
Harga emas terus melemah karena investor mulai khawatir The Fed tidak akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps seperti harapan pasar. Terlebih data-data tenaga kerja AS relatif tangguh.
"Hari-hari terakhir menunjukkan adanya retracement atau penarikan kembali akibat perubahan pandangan terkait suku bunga. Ide pemotongan suku bunga lebih lanjut telah mereda.," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, dikutip dari Reuters.
Menurut alat CME FedWatch, pasar pesimis The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada November. Proyeksi pasar menunjukkan peluang 87% untuk pemotongan 25 basis poin.
Harga sang logam mulia juga terus memudar karena melambungnya indeks dolar dan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar AS terbang ke 102,549 kemarin atau tertinggi pertengahan Agustus 2024.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga melambung 4,04% atau tertinggi sejak Juli 2024. Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak negatif ke emas. Pembelian emas dikonversi ke dolar sehingga kenaikan dolar AS membuat emas menjadi makin mahal untuk dibeli sehingga mengurangi pembelian.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
demo ewf
Demo Equityworld